Dalam hidup ini adakalanya kita bisa memilih dan Tidak bisa memilih. Salah satu yg tidak bisa kita pilih adalah dikaruniai Anak Berkebutuhan Khusus (ABK), baik itu Autisme, cerebral palsy ,Down syndrome,Tuna grahita,Tuna rungu,tuna daksa dll..
Ini dituntut keimanan kita dan adanya Takdir Allah .Tidak perlu berkata saya shalat jamaah saya ngaji saya puasa saya sadaqah qiyamul lail kenapa terjadi ada diri saya ? Apakah Allah tidak adil ? Mengapa tidak terjadi pada orang2 yang jelas-jelas maksiat, yang jarang sholat, pemabuk, pejudi dan yang rajin kediskotik ??
Sesungguhnya Allah lebih mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui ..
Kuncinya adalah ridha dan ikhlas, bisa jadi anak-anak berkebutuhan khusus ini akan membawa orang tuanya ke surga dan menjadikan kita lebih dekat pada Allah SWT.
Ada kisah seorang ulama bernama Imam Al-Warraq. Sang Imam bercerita tentang apa yang dialaminya sendiri. Allah mengaruniakannya seorang anak perempuan Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Tidak disebutkan apa kebutuhan khususnya, namun. memang mengurus ABK tidak sama dengan mengurus anak pada umumnya. Pasti lebih kompleks di dalam merawat dan mendidiknya sampai 10 tahun. Sang Imam mengalami masa-masa yang sulit karena usia ABK 10 tahun jika dibandingkan dengan anak-anak pada umumnya sama dengan usia di bawah 2 tahun, yang belum bisa apa-apa. Mandi masih dimandikan, makan masih disuapi, semua hal harus disiapkan segala sesuatunya.
Kemudian Imam tersebut berangan-angan agar anaknya segera mati karena beratnya beban yg ditanggung untuk mengurus dan membesarkan ABK. Dengan izin Allah, maka Allah mengabulkannya, sehingga anaknya meninggal di usia 10 tahun.
Beliau bercerita suatu malam bermimpi dan di dalam mimpiku seakan-akan berada di hari kiamat. Aku melihat anak-anak kecil masing-masing menjemput orang tuanya sambil menggandeng tangannya kemudian masuk ke dalam surga. Aku melihat anakku kata Imam Al Warraq ada di antara anak-anak itu.
Akan tetapi ia diam saja, tidak mendatangiku. Hanya diam saja yang lain berusaha mencari orangtuanya, kemudian menggandengnya ke syurga. Sedangkan anakku hanya diam saja. .
Aku pun berkata :
Anakku gandeng tanganku, Ajak ayahmu masuk ke dalam surga. Jawab anaknya "La", Tidak Ayahku, Tidak !!!!
Dahulu engkau berangan-angan agar aku cepat mati, karena itulah aku tidak bisa membawamu ke surga
Naudzubillah .
Padahal ABK yang hendak masuk syurga tanpa hisab, karena mereka bukan mukallaf dipersilahkan masuk ke dalam surga mereka berkata kepada Allah :
Kami tidak akan masuk surga ya Rabb, sebelum kami mengetahui nasib dan keadaan ayah dan ibu kami dan kami menunggu di pintu surga .
Apapun kondisi anak-anak kita, baik itu anak-anak pada umumnya maupun ABK, tetaplah amanah dari Allah mari diurus dan dirawat semaksimal mungkin sampai maut menjemput. Karena kita dituntut pertanggung jawaban atas amanah tersebut di akhirat kelak. Segala kepayahan, keletihan, kecapean akan dibayar lunas kelak.
Wallahu ‘alam .
Sumber : Kisah yang dibagi dari Whatapp